Sabtu, 08 Januari 2011

TINJAUAN KONDISI PENAMBANGAN PASIR GALIAN C KEL. KALUMATA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kota Ternate merupakan sebuah kota yang kecil namun memiliki pembangunaan yang cukup pesat. Hal ini karena akibat dari terjadinya urbanisasi, dimana penduduk desa berbondong- bondong pindah ke kota ternate. Kota ternate yang merupakan pusat perdagangan Maluku Utara, demikian juga merupakan pusat dari Pendidikan di Maluku Utara, lebihnya lagi adalah Ibukota Propinsi Maluku Utara, hall ini memicu pergeseran penduduk ke kota Ternate, sehingga pembangunan pun berkembang pesat.
Denman meningkatnya Penduduk serta perkembangan jaman yang semakin modern, maka hall ini dibarengi pula dengan pembangunan Gedung- gedung serta perumahan- perumahan penduduk yang secara terus menerus dilakukan seiring dengan waktu.
Pembangunan Gedung- gedung serta perumahan- perumahan penduduk ini dilakukan haruslah ditopang dengan ketersediaan bahan baku pembuat bangunan itu sendiri seperti Pasir, kayu, semen, besi, dan lain-lain. Disisi lain, ketersediaan bahan baku khususnya pasir di kota ternate juga terbatas, hall ini karena pulau Ternate yang kecil dan meningkatnya penduduk serta bertambahnya pembangunan gedung dan perumahan penduduk, sehingga memperkecil areal atau lokasi penambangan Pasir, selain itu juga lahan yang berpotensi penambangan pasir hanya berada pada titik –titik daerah tertentu, salah satunya yang merupakan lokasi dilakukanya praktek Mekanika Tanah ini, yakni areal Penambangan Pasir Galian C Kel. Kalumata Kota Ternate selatan.
                                                                                                               
1.2.IDENTIFIKASI MASALAH
            Telah diketahui bahwa pulau Ternate yang kecil, namun pembangunan terus berkembang, gedung- gedung serta perumahan penduduk terus bertambah, maka dengan itu, ketersediaan bahan baku pembuat bangunan khususnya pasir juga menjadi penting keberedaanya. Daerah yang menjadi tempat proses penambangan dilakukan,  merupakan daerah perbukitan, dimana proses penambangan dilakukan dengan cara penggalian untuk mengambil pasir yang berada dibawah permukaan tanah perbukitan. Denman demonian, hall in dapat membahayakan daerah sekitar penambangan, sebab penggalian dilakukan tidak berdasar pada analisa perhitungan.
1.2. BATASAN MASALAH
            Pada kesempatan ini, penyusun perlu membatasi penelitian/ study lapangan khusunya pada lokasi penambangan pasir galian C kalumata, mencakup sejarahnya, cara proses pelaksanaanya serta perkiraan-perkiraan akibat yang muncul dari proses penggalian ini. Dengan demikian penelitian/ study ini tidak menggunakan analisa dan perhitungan- perhitungan di lapangan.
1.4. TUJUAN PENELITIAN
            Tujuan dari penelitian/ study pada penambangan pasir Galian C kel. Kalumata ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan penambangan serta perkiraan dampak penambangan terhadap lingkungan sekitar.
1.5. KEGUNAAN PENELITIAN
            Kegunaan dari Study ini adalah memperkenalkan kepada masyarakat khususnya Kota Ternate, tentang keberadaan, status,  proses, dan aktifitas- aktifitas di penambangan pasir galian C kalumata. Selain itu juga sebagai bahan masukan untuk badan- badan / lembaga terkait agar dapat memperhatikan akan dampak yang ditimbulkan dari penambangan.

 
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1. Lokasi Penelitian.
            Lokasi penelitian ini dilakukan adalah di daerah Penambangan pasir Galian C kel. Kalumata, Kota ternate Selatan Profinsi Maluku Utara, kira-kira 100 Meter dari jembatan VI mengikuti anak jalan kearah Utara.

2.2. Metode Penelitian
            Metode penelitian ini dilakukan adalah dengan cara  melakukan pengamatan, dan pengambilan data atau sample serta Tanya jawab atau wawancara langsung dengan pihak- pihak terkait yang berada di lokasi penambangan pasir Galian C kel. Kalumata.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Sejarah Penambangan Pasir Galian C Kel.kalumata
            Penambangan pasir galian C kel. Kalumata merupakan Badan Usaha Milik Swasta. Sejak tahun 1997 yang dikelola oleh PT sumber Bangunan dengan mempekerjakan masyarakat sekitarnya dan sebagai penanggungjawabnya diberikan kepada Bapak Husen Teukulu. Penambangan ini dioperasikan. Luas daerah penambangan ini diperkirakan mencapai 1 hektar.
 


Aktifitas penambangan Pasir dan Kerikil di Galian C kel. Kalumata



3.2. Proses Pekerjaan Penambangan
Sejak penambangan ini dioperasikan, prose pekerjaanya dilakukan dengan menggunakan alat- alat sederhana berupa pipa  yang panjangnya sekitar 3 m yang ujungya dihubungkan dengan besi yang telah ditempa sehingga melebar sekitar 7 cm - 10 cm dan ditajamkan yang berbentuk sejenis linggis. Dengan menggunakan alat ini, penambangan dilakukan yakni dengan cara menggali tanah dengan kedalaman antara 2 m – 5 m untuk mencapai pasir. Kemudin pada tahun 2006, mulai digunakan alat berat berupa Eksavator.
Dengan menggunakan alat berat ini. Proses pekerjaanya lebih mudah dilakukan. Awalnya dilakukan penggalian tanah di permukaan sekitar 2 hingga 5 meter untuk mencapai pasir. Tanah yang telah digusur ini dipisahkan dari pasir sehingga membentuk bukit pasir. Bukit pasir ini kemudian dilebur menjadi butiran- butiran pasir  dan dipindahkan pada suatu lokasi berupa timbunan pasir.
Oleh karena penambangan ini dilakukan di daerah perbukitan, sehingga kedalaman pasir yang digali hanya mencapai 5 hingga 8 meter agar diratakan dengan permukaan tanah di daerah datar. Untuk pasir yang berada dibawah permukaan tanah yang datar dilakukan penggalian untuk mengambil pasirnya dan kemudian ditimbun dengan menggunakan tanah permukaan sehingga membentuk dataran sesuai dengan daerah yang datar.



Tinggi pasir yang digali untuk mencapai daerah datar ( 5 - 8 meter )

Pasir yang telah dipisahkan dari campuran tanah maupun rerumputan ditimbun berupa timbunan pasir.

Timbunan pasir hasil peleburan bukit pasir
 Pasir yang telah ditimbun ini dapat langsung digunakan atau di jual, namun sebagian melalui tahap pengayakan. Alat ayakan yang digunakan dua jenis, yakni berdiameter 3 milimeter untuk ayakan pasir halus dan 5 milimeter untuk ayakan pasir kasar.
 


Alat ayakan yang digunakan untuk menyaring pasir 


pasir hasil ayakan 
 Selain dilakukan penambangan pasir, adapula bebatuan yang didapat dari penggalian pasir diolah menjadi kerikil. Untuk proses pembuatan bebatuan menjadi kerikil digunakan alat sederhana berupa martil dan alat penyangga yang dibuat dari karet berbentuk lingkaran dengan dibuatkan pegangan dari kayu. Batu- batu besar dipecah menjadi batu yang berukuran kecil kemudian diletakan dalam alat penyangga selanjutnya ditempa menggunakan martil sehingga membetuk kerikil- kerikil. Perkiraan diameter keriki tersebut berkisar 2 hingga 3 centimeter.



Proses pembuatan kerikil

3.3. Penjualan Hasil Tambang.
            Hasil tambang yang telah diolah tadi, digunakan sebagai campuran dan bahan dasar pembangunan. Hasil tambang yang berupa pasir halus dan kasar juga kerikil, memiliki criteria harga yang dihitung berdasarkan per dam untuk hitungan satu kali angkut. Biaya yang ditaksir atau dijual untuk pasir halus sebesar Rp. 450.000 per dam, pasir kasar sebesar Rp. 200.000 per dam dan untuk kerikil sebesar Rp. 300.000 per dam. Untuk setiap harinya, jumlah pasir halus maupun kasar yang keluar sebesar 20 – 40 dam per hari dan kerikil sebanyak 1 dam untuk per minggunya.



BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
            Dari pembahasan di atas, maka kami memberikan beberapa kesimpulan yakni penambangan ini dikelolah oleh badan Swasta dengan mempekerjakan masyarakat local,  hal ini berarti menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat khususnya masyarakat sekitar ( lokal ). Awalnya proses penambangan ini dIlakukan dengan alat sederhana, dan kemudian sejak tahun 2006 digunakan alat berat berupa eksavator dan buildoser. Pasir hasil penambangan dapat langsung digunakan atau dijual, adapula melalui proses pengayakan agar mendapatkan bentuk pasir halus dan pasir kasar sesuai dengan kebutuhan bahan dasar bangunan.
4.2. Saran
1.      dengan kondisi penambangan dimana hal ini merupakan  suatu proses penggundulan bukit, maka perlu diperhatikan proses pelaksanaanya sehingga tidak berdampak buruk pada lingkungan sekitarnya.
2.      kaitanya dengan para pekerja diamana penambangan ini masih sederhana, maka perlu peran dari pemerintah agar bisa memberikan bantuan berupa alat- alat penambangan, sebab ini juga merupakan membuka serta menciptakan lapangan kerja.
3.      lebihnya lagi, pembangunan kota ternate yang semakin pesat, maka kebutuhan bahan baku bangunan berupa pasir juga meningkat, olehnya itu perlu perhatian dari pemerintah agar dapat mencari solusi lain seputar kebutuhan pasir agar penambangan pasir di kota ternate tidak dilakukan secara liar yang berakibat pada ketidakstabilan pulau ternate.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERANCANGAN PELABUHAN

BAB I PERENCANAAN  PELABUHAN 1.1. Pendahuluan Pembangunan pelabuhan memakan biaya yang sangat besar. Oleh karena itu diperlukan ...